GEMPA BUMI DAN DAMPAK
YANG DITIMBULKANNYA
Untuk memenuhi tugas
Disusun Oleh : Yuda anantasa
SEKOLAH
MOTTO :
Tinggikan cita-citamu setinggi gunung,
dan lapangkanlah hatimu seluas lautan,
niscaya keberhasilan dan kegagalan yang kamu raih,
semuanya akan memberikan akibat yang baik buat kamu.
niscaya keberhasilan dan kegagalan yang kamu raih,
semuanya akan memberikan akibat yang baik buat kamu.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah geografi tentang “GEMPA BUMI DAN DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA”
ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok dari Ibu Wahyu Endah, S.Pd.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas kami menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada kedua orangtua kami, Ibu Wahyu Endah, S.Pd. dan
teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk
moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya
bagi para pembaca. Amin.
Sidoarjo, Maret 2008
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN............................................................................... ii
MOTTO................................................................................................................. iii
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.
Latar Belakang .............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A.
Gempa Bumi.................................................................................. 2
B.
Tipe Gempa Bumi ......................................................................... 7
C.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi................................................ 8
D.
Persiapan
Menghadapi Gempa Bumi............................................ 8
E.
Dampak Kerusakan Akibat Gempa Bumi.................................... 11
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 14
A.
Kesimpulan.................................................................................. 14
B.
Saran............................................................................................ 14
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet
yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet
anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap
sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum
kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya.
Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita
masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga
merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita
tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa faktor penyebab gempa bumi ?
2)
Bagaimana sejarah gempa bumi yang telah menghancurkan
kehidupan manusia ?
3)
Bagaimana dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap
kehidupan manusia ?
C.
Tujuan
Agar kita mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya gempa bumi, sejarah gempa bumi dan dampak yang ditimbulkan terhadap
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gempa Bumi
1.
Definisi gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar
untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun
kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga
dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau
selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang
dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga
sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur
dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
2.
Seismologi
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang
berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan
kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar.
Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu
mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika. Gempa
bumi besar yang terjadi pada tanggal 1 November 1755 di Lisboa, Portugal
menghancurkan seluruh kota dan memicu tsunami besar, dapat dicatat sebagai tonggak
awal pemicu perkembangan seismologi modern. Seismologi tidak hanya mempelajari
gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh
survey seismik. Untuk keperluan ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa
bumi) dengan menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima
beberapa penerima (receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan
getaran tersebut dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.
3.
Skala Richter
Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan
sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan
mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer)
Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya
kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang
sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0
skala Richter. Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa
melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti
gambar di samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum
yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara
gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan
pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping ini dicontohkan sebuah
seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara
gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari
titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut
akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di
daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak
diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Skala Richter ini
hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah
6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak
representatif lagi. Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya
memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam
pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai
kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara
instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo
yang tidak sama.
Perhitungan
matematis skala Richter
4.
Magnitudo Gempa
Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang
berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa di sumbernya. Jadi pengukuran
magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang
sama walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda.
Richter pada tahun 30-an memperkenalkan konsep magnitudo untuk ukuran kekuatan
gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai adalah skala Richter (Richter Scale),
yang bersifat logaritmik. Pada umumnya magnitudo diukur berdasarkan amplitudo
dan periode fase gelombang tertentu.
5.
Episenter
Titik
episenter berada persis di atas pusat gempa
Episenter (bahasa Inggris: Epicenter) adalah
titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas atau di bawah kejadian lokal
yang mempengaruhi permukaan bumi. Dia terletak di atas dimana gempa terjadi.
Dia berlawanan dengan hiposenter, lokasi sebenarnya gempa yang terjadi di dalam
bumi. Dia terletak tepat di bawah titik peledakan udara senjata nuklir dan
tepat di atas titik peledakan bawah tanah. Istilah ini juga dapat digunakan
untuk bencana lainnya seperti tabrakan meteor atau dengan benda astronomik
lainnya.
6.
Seismometer
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi
dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya
dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah.
Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Prototip dari alat ini
diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti
Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa
menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi
dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam
getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut
seismometer broadband.
7.
Seismogram
Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik
aktifitas gempa bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer.
Rekaman ini dapat dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa
tersebut. Selain itu dari beberapa seismogram yang direkam di tempat lain, kita
dapat menentukan pusat gempa atau posisi dimana gempa tersebut terjadi.
8.
Cincin Api Pasifik
Cincin Api
Pasifik
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa
Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi
dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah
ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km.
Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari
gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa
berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk
Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke
Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.
B.
Tipe Gempa Bumi
1.
Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik.
2.
Gempa bumi gunung berapi
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan
mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik.
Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung
berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma
bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan
serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa
jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang
berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut
Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti
Hawaii.
C.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi
yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan
lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di
perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi
lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa
bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian
lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau ekstraksi cairan
dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi
dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan
oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
D.
Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
- Persiapan untuk Keadaan Darurat
1.
Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika
terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat
melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di
kolong meja
2.
Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas
botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air
minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3.
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi)
barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang
sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a.
Lampu senter berikut baterai cadangannya
b.
Air minum
c.
Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester,
pembalut dan sebagainya
d.
Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e.
Sejumlah uang tunai
f.
Buku tabungan
g.
Korek api
h.
Lilin
i.
Helm
j.
Pakaian dalam
k.
Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat
keadaan darurat
4.
Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari
pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk
siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5.
Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar
tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah
tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca
film
6.
Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit
yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi,
pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat
dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.
- Ketika Terjadi Gempa Bumi
1.
Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan
juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi
kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api.
Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2.
Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau
gedung
3.
Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat
televisi atau radio
4.
Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi
kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian
terdekat
5.
Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah
atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas
ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung
menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang
yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
6.
Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya,
berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba
rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas
gedung
7.
Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal
pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk
pergi bersama-sama
8.
Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir
kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem
darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di
bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi,
atau di bawah jembatan penyeberangan.
E.
Dampak Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Kerusakan
akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun 1906
Sebagian
jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989
- 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas
- 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
- 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
- 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
- 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
- 21 Mei 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang mati.
- 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
- 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
- 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
- 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
- 30 Mei 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
- 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
- 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
- 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
- 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
- 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
- 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
- 28 Juli 1976 - Tangshan, China, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
- 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
- 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
- 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
- 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
- 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
- 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1.
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2.
Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa
vulkanik.
3.
Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itu lah gempa bumi akan terjadi.
B.
Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini
belum bisa diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut :
1.
Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika
terjadi gempa bumi.
2.
Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3.
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi)
barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
DAFTAR PUSTAKA
·
Waluyo, Joko. 2007. Geografi.
Jakarta : Graha Pustaka.
·
http://wikipedia.com/gempa_bumi. Diakses 22
Pebruari 2008.
·
http://earth_quake/penyebab_gempa. Diakses 22
Pebruari 2008.
·
http://ensiklopedi_indonesia/gempa_terbesar_dalam_sejarah.
Diakses 22 Pebruari 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar